Bu, Maaf Aku Kalah Lagi #CeritaZenius


Ada yang bilang "Selalu ada yang pertama dalam hidup, termasuk gagal". Kalimat tersebut seolah-olah menuntut ku untuk memaklumi kegagalan. Seperti tiga dari banyaknya kalimat penolakan berikut :

Jangan putus asa dan tetap semangat

Maaf, Anda belum lulus seleksi masuk kali ini

Tidak lulus seleksi mandiri 2020

Tepat satu tahun sebelum hari ini berlangsung, dua dari kalimat di atas sudah pernah aku temui. Entah karena aku yang banyak kurangnya atau mereka punya pilihan kandidat lain yang lebih baik dari aku. Sehingga kalimat tersebut tidak segan untuk menjadikan aku sebagai penerimannya.

19 tahun aku menjalani hidup, baru sekarang benar-benar merasakan betapa rumitnya labirin kehidupan, beratnya beban di pundak hingga mampu menahan kaki ini untuk melangkah. Rasa sakit dan kecewa yang aku alami bukan hanya bersumber dari sekedar ditolak kampus impian melainkan tentang sebuah tanggung jawab serta amanah yang semakin hari semakin memenuhi isi kepalaku.

Wadah yang belum cukup untuk menampung beragam isinya membuat ku kewalahan mengantur semua persoalan yang ada dan terus silih berganti. Belajar menerima kenyataan dan mengikhlaskan angan-angan yang tak sampai memang bukan perkara yang mudah, akan tetapi menyerah pun bukan pilihan yang akan menjadi satu-satunya jalan keluar.

Sebab dunia yang kita pijaki saat ini tak selamanya menghadirkan kemudahan. Kadang upaya serta usaha yang kita lakukan tidak sejalan dengan kondisi dan situasi yang kita hadapi. Aku selalu berpegang pada prinsip bahwa Ngga papa hari ini kita jatuh dan tertinggal beberapa langkah dari manusia lainnya sebab untuk mencapai goal (tujuan) yang lebih tinggi kita perlu jatuh beberapa kali.

Dan ditahun ini lagi-lagi aku mengulang kegagalan yang sama, bahkan bisa dibilang lebih buruk dari apa yang sudah aku lalui. Diawali dengan keputusanku untuk memilih gapyear. Saat itu aku tidak sepenuhnya gagal untuk jadi seorang Mahasiswa baru, aku berhasil lulus SPAN-PTKIN dan diterima di salah satu IAIN di Jawa Tengah. Namun entah karena gengsi atau ambisi ku yang terlalu tinggi untuk diterima disalah satu PTN dengan ciri khas jakunnya, aku melepas berita kelulusan itu begitu saja.

Dua bulan berlangsung menjalani masa-masa gapyear ternyata tidak senyaman yang aku bayangkan. Ya lama-lama dengar orang main atau hanya sekedar lewat depan rumah ku dengan pertanyaan yang itu-itu saja.

“Lanjut kemana?”

“Kerja atau kuliah?”

“Kamu kok masih di rumah?, itu si anu udah berangkat ke Jakarta”

Sangat membosankan mendengarnya dan biasanya aku hanya menganggukan kepala dan sedikit tersenyum. Terlepas dari itu, aku pikir aku bisa fokus belajar untuk persiapan UTBK di rumah tapi pada kenyataannya aku sering kali diperintah untuk beres-beres rumah, antar jemput sana sini, dan ya sering banget dapet omelan dari Ibu.

Hal inilah yang mendasari keputusanku untuk menghabiskan masa-masa gapyear dengan mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Sampai pada akhirnya setelah menerima beberapa penolakan aku berhasil diterima di sebuah Restauran di Jakarta Barat. Dan bekerja disana selama kurang lebih 4 bulan.

Selama 4 bulan tersebut aku tidak sepenuhnya menghabiskan waktu ku untuk bekerja, aku sering menyempatkan waktu untuk belajar UTBK dan SIMAK UI. Serta menjadi Kakak pembimbing di Teman Belajar UTBK 2020. Aku rutin memberikan tugas dan bimbingan kepada semua anggota di sana.

Selain itu aku juga rutin seminggu sekali, kadang bahkan lebih mengadakan sharing session untuk teman-teman calon mahasiswa baru 2020. Dengan mengundang beberapa narasumber untuk berbagi ilmu baru atau hanya sekedar diskusi santai. Aku juga biasa nulis di blog atau buat-buat narasi/quots lalu diupload di media sosial. Ohiya satu lagu aku kan punya channel youtube jadi kalo hari libur biasanya aku menyempatkan waktu untuk membuat konten, ya supaya ada updatean video baru tiap minggunya.

Nah mungkin barangkali diantara kalian nih ada yang bertanya tanya, ini juga sering banget teman-temanku tanyakan.

“Gimana sih cara kamu membagi waktu antara bekerja, belajar, ngajar bimbingan, dan lannya?”

Atau

“Kamu sendiri cara belajar untuk persiapan UTBK dan SIMAK UI nya seperti apasih? Hanya dari buku atau ikut les juga?”

Oke aku jawab nih ya, sebelumnya aku seneng banget kalo ada yang beneran bertanya seperti itu, jadi tulisanku ini bisa sedikit bermanfaat hehe.

Sebelum aku berangkat merantau ke Jakarta aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya dari awal salah satunya yaitu peraturan waktu dan energi. Sebab ini penting banget menurut ku, bayangkan kalo 24 jam waktu yang kita miliki dilalui begitu saja tanpa adanya target dan tidak terjadwal pasti hambar banget dong. Dan energi yang kita punya jadi terbuang sia-sia.

Oke langsung keintinya aja ya, semua yang aku paparkan di atas aku pelajari di ZENIUS, jadi Zenius menyediakan konten berupa Zenius Learning UTBK. Nah di sana kita dapat menemukan dan mempelajari video tips belajar efektif, manajemen waktu, membangun motivasi belajar, serta mengupas masalah-masalah umum dalam belajar. Bukan hanya itu aku juga mempersiapkan diri untuk mengikuti UTBK dan SIMAK UI lewat video materi, soal-soal latihan, try out, pembahasan soal yang ada di Zenius.

Di bulan terakhir aku bekerja, lebih tepatnya bulan april. Aku beserta rekan kerja ku yang lain dikejutkan dengan berita...

“Saya dapat kabar dari atasan, sehubungan dengan kondisi yang semakin memburuk jadi untuk teman-teman yang masih training. Ada beberapa yang nanti akan diistirahatkan sementara (dipulangkan)"

Pada akhirnya kita manusia hanya bisa meminta dan berusaha, kita tidak bisa menentukan mana yang pantas dan tidak pantas, perihal keputusan kita serahkan baik dan buruknya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Aku gagal ikut UTBK tahun ini karena satu dan lain hal, aku gagal di SIMAK UI dan harus merelakan salah satu kursi di jurusan yang aku impian untuk orang lain.

Terima kasih sudah menyimak dan membaca tulisan ini hingga akhir. Berikut ada sebuah pesan dari aku untuk dirirku sendiri dan untuk teman-teman yang hari ini sudah bertemu dengan peliknya kenyataan.

,,

Selamat ya, selamat atas kelulusannya. Mungkin akan sedikit lega karena hasil yang kamu dapat lebih beruntung dibanding teman-temanmu yang lain. Kamu juga bisa sedikit tenang sekarang, karena mimpi awal sekaligus pertama menuju mimpi-mimpi berikutnya yang lebih besar sudah kamu wujudkan. Orang-orang disekelilingmu pasti merasa bangga padamu.

Untuk kita yang merasa hari ini adalah hari terburuk dan paling menyakitkan dalam hidup. Tidak baik membohongi diri untuk pura-pura kuat dalam bertahan, karena bertahan tidak lebih mudah dari hancur. Gagal, patah, jatuh bukankah sudah kita pelajari sedari kecil. Jadi kenapa harus sesesak ini? mungkin yang membedakan hanya objek yang sedang kita kejar lebih besar dari sebelumnya. Tapi tidak akan lebih besar dari objek yang akan kita kejar suatu hari nanti.

Saya tidak akan menyuruhmu bangkit dalam waktu yang singkat, sebab kecewa butuh banyak waktu untuk berdamai dengan penerimaan. Oh iya selamat ya, selamat atas kelulusanmu. Lulusnya kita dengan mereka memang sedikit berbeda, kita butuh waktu yang lebih panjang, kita perlu mundur dan menarik beberapa langkah. Sebab yang dikejar menuntut kita melakukan hal lebih, banyak rumpang yang perlu kita lengkapi.

Jika sudah pulih dari luka, segera cari aku ya. Kita hadapi semua hal dan semua yang akan menimpa bareng-bareng.

,,

Terima kasih ZENIUS, teman belajar, teman ngambis ku :)
#CeritaZenius

Kritik, saran, atau pesan :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#TEMANBELAJARUTBK2020

Tulisan Yang Ngga Seharusnya Ditulis